13/04/14

Review Jmovie : Haru no Yuki (春の雪) 2005


Hasil ngubek-ngubek koleksi Jmovie yang belum sempet ditonton, dan menemukan film yang satu ini. Film ini diadabtasi dari novel ternama yang ditulis oleh Yukio Mishima. Saya sih belum pernah baca novelnya, Tapi gak baca novelnya aja saya udah gemes banget sama Kelakuannya Kiyoaki Matsugae (Satoshi Tsumabuki) ke Satoko Ayakura (Yuko Takeuchi). Gimana kalo baca novelnya. Bisa dirobek-dirobek tuh novelnya saking gregetan. >,<


Kiyoaki ini tipe cowok yang kelewat plin-plan. Kegedean Ego. Sok jual mahal. Sok gak butuh. Nyebelin banget deh pokoknya. Cewek secantik Satoko dia mainin seenak udelnya. Satoko tuh udah suka Kiyoaki sejak mereka sama-sama masih kanak-kanak. Dia bahkan terus nunggu Kiyoaki sampai Kiyoaki bilang kalau dia juga suka Satoko. Tapi tetep aja gak dilakuin sama Kiyoaki. Kiyoaki masih bersih keras kalau dia gak punya perasaan apa-apa sama Satoko.

Yang paling gregetan itu waktu Satoko akhirnya dilamar sama Seorang putra mahkota. Jelas-jelas Satoko lebih suka dengan Kiyoaki. Dia meminta Kiyoaki untuk memberi ketegasan. Tapiiii Kiyoaki malah gak ngelakuin apa-apa. Dia ngebiarin Satoko nanggung semua beban. Bener-bener deh ini cowok gak punya perasaan sama sekali. Padahal Satoko udah super duper baik dan pengertian sama Kiyoaki. Satoko kecewa banget banget sama Kiyoaki.


Semakin Kiyoaki menyangkal perasaannya terhadap Satoko, dia semakin sering mimpi tentang Satoko. Bagaimana dia sebenarnya merasa bahagia saat bersama Satoko. Dan hanya Satokolah satu-satunya wanita yang selama ini ada di dalam hatinya. Sayang semua itu Kiyoaki sadari setelah keluarga Satoko menerima lamaran putra mahkota. Lamaran tidak bisa dibatalkan. Jika dibatalkan maka Satoko dan keluarganya akan mendapat hubungan. 


Kadang cinta itu sulit dibendung, seberapa besarpun halangan yang menghadang. Diam-diam Kiyoaki menemui Satoko, dan mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya. Meskipun Satoko berusaha bersikap tegas, toh dia luluh juga dengan Kiyoaki. Satoko tidak bisa membohongi dirinya kalau dia senang bisa berada dekat dengan Kiyoaki. 

Pertemuan itu terus berlangsung secara diam-diam. Sampai akhirnya Satoko mendapati dirinya hamil. Keluarga Satoko yang tahu hal itu sangat kaget. Jika Satoko hamil itu artinya dia tidak bisa menikah dengan putra mahkota dan hukuman akan semakin berat. Setelah berembuk dengan keluarga Kiyoaki, tanpa sepengetahuan Kiyoaki sendiri, mereka memutuskan untuk menggugurkan kandungan Satoko. Gak ada yang bisa dilakuin Satoko selain menggurkan kandungannya. Kalau dia tetap pertahanin bukan hanya dia dan keluarganya aja yang hancur, tapi juga Kiyoaki dan keluarganya akan ikut terseret masalah ini.


Keluarga Kiyoaki juga menyuruh Satoko untuk gak nemenuin Kiyoaki lagi. Satoko ini tipe gadis yang penurut, jadi dia pun setuju berjanji untuk gak ketemu lagi sama Kiyoaki. Duh pasti berat banget deh kalau jadi Satoko. Sesuai kesepakatan Satoko pergi ke Osaka untuk menggurkan kandungannya. Namun, Satoko mengambil jalan yang membuat keluarganya kaget. Semuanya sudah hilang. Satoko tidak sanggup melanjutkan kehidupannya. Dia sudah kehilangan buah hatinya sekaligus Kiyoaki yang sangat dia cintai. Dia sudah berjanji dan tidak ingin menginkarinya. Maka dari itu dia memutuskan untuk menjadi biksu. Mengabdi pada tuhan agar tidak ada lagi kekecewaan.

Kiyoaki panik ketika Satoko tiba-tiba tidak mau ditemui. Dia berusaha untuk menemuinya tapi selalu saja dilarang oleh keluarga Satoko. Sampai akhirnya Ayah Kiyoaki memberi tahu kalau Satoko pergi ke Osaka. Kiyoaki langsung menyusul Satoko ke Osaka, dengan kondisi badan yang tidak sehat. Namun, seperti yang sudah diduga, Satoko tidak bisa lagi bertemu dengan Kiyoaki karena sudah bersumpah.

Ini mungkin sudah terlambat. Benar-benar terlambat. Kiyoaki menyesal karena tidak lebih memperjuangkan Satoko. Dia menunggu dan terus menunggu di depan pintu kuil hingga salju mulai turun. Kondisinya semakin lemah. Kiyoaki mengalami demam tinggi. Demam tinggi dan menggigil. Honda, sahabat Kiyoaki datang untuk menyusul Kiyoaki. Seberapapun Honda memohon Kiyoaki untuk pulan, Kiyoaki tetap tidak mau pulang sampai dia bisa bertemu dengan Satoko.


Yang walnya gregetan banget sama Kiyoaki, pas terakhir-akhir jadi kasian banget sama Kiyoaki. Di satu sisi itu ada perasaan kayak "Syukurin lo! lagian jadi cowok plin plan. nyesel kan lo?" tapi di sisi lain tuh "Sabar ya Kiyoaki, mungkin belum jodoh." Pokoknya terakhirnya Kiyoaki tuh bener-bener kena karma. Dia yang dulu sombong, sok jual mahal, dan sok gak butuh, berakhir dengan mengenaskan. 

Btw, di film ini kita dapet gambaran Jepang di masa kaisar Taisho, tahun 1912. Yaitu dimana lagi ngetren bergaya ala bangsawan eropa. Beberapa masyarakat kelas atas biasa melakukan pesta ala barat. Pakaian mereka juga lebih ke barat-baratan dengan jas dan dress nya. Pakainnya ala-ala kompeni gitu deh. [sds]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...